Sabtu, 29 Desember 2007

PAGI SAMPAIKAN RINDUKU

Rintik hujan terdengar menimpa atap, angin bertiup menusuk kulit. Aku masih terkapar di tempat tidur, dengan mata terbuka menatap langit-langit kamar, iya…pagi ini hujan! Aku bangkit dan melangka menuju jendela, hembusan angin dan hujan rintik-rintik membuat rangkaian daun-daun bergoyang. Pagi ini bumi nampak sepi sekali, penghuninya sepertinya masih asik mendengkur di bawa selimut. Kenapa pagi yang indah ini harus terlewat kan dengan berhangat-hangat di bawa tebalnya selimut dan belaian, jika masih bisa di nikmati lebih lama, kenapa tidak? ….karena hujan di pagi hari itu adalah fenomena alam yang sangat indah, sayang jika harus di lewatkan begitu saja…
Dengan balutan jaket tebal aku mendekati butiran halus hujan, ku biarkan kaki ku telanjang dan meginjak rumput-rumput jepang yang basa. Terasa benar air dari langit itu jatuh mengenai wajahku…sejuk…dingi…kembali, aku bercerita dengan hujan pagi ini…
Aku masih seperti dulu, menyukai rintikan hujan pagi hari, masih suka melihat daun-daun yang bergoyang oleh angin dan air…masih suka bercengkrama dengan langit, masih suka membagi senyum dengan awan pagi…masih akrab dengan kicauan burung yang menari-nari menghiasi bumi…semuanya tentang pagi…pagi adala lambang semangat untuk menjalani hidup dengan penuh cinta…dengan pagi lah aku bisa membayangkan betapa manisnya gadis itu…betapa menawan tatapan gadis itu…betapa manis kecupan gadis itu…semuanya….tentang cintaku pada pagi yang membawa hujan bergulir bersama butiran halus air, yang datang dari langit…ketika pagi lah aku merasa gadis itu memeluk tubuhku lembut dan membisikan kata-kata yang mesra di telingaku…menatap wajah ku dengan lambaian rambut ikalnya yang tertiup angin…dan menyentuh kedua pipiku dengan telapak tangannya…indah nya pagi…bersama gadisku…aku melayang seperti burung camar yang terbang melambung tinggi di atas angkasa raya…tanpa ku sadari ternyata gerimis ini telah berhenti. Aku mengembangkan senyum…semoga pagi ini aku bisa melewati hari-hari ku dengan penuh cinta, begitu pun harapan ku untuk sang bidadariku…ku awali pagi ini dengan menanam kan rindu ku pada nya…

Resah....

mentari mengintip di sela awan pagi, memancarkan sinar lembut nya dari bilik awan putih menggantung di angkasa. Aku masi duduk terpaku di bawa pohon besar. Seluruh pikiran ku tak sama dengan keberadaan ragaku saat ini. Entah kemana pikiran itu melayang begitu jauh…menembus jarak yang membentang…di sana aku melihatnya…di sana aku mendengar suara lembutnya... tak jua raga mampu menghampiri dia…tapi aku yakin suatu saat keberanian itu akan muncul dan aku akan melangkahkan kedua kaki ku berada di hadapanya…walaupun tak lama…

bayang


ku coba tutup telinga rapat-rapat, biar saja deru angin membawa air hujan yang terdengar , asal bukan tangisnya. Ingin ku bentak angin, kenapa dia begitu pelan bertiup, hingga suara isak gadis-ku masih terdengar.

ku tingalkan dia dengan seribu asa, ku tarik raga ku dan pergi menjauh...bersama kabut-kabut kebersamaan yang coba kami kikis dan sirnakan...

dia tak menunggu dan berpaling jauh...

di kejauhan aku memandang nya pergi....

keikhlasan yang coba dia ucapkan lewat kata-kata dengan terbata-bata
merobek hati dan menghantam jiwa

aku mendengar nya
aku merasakanya

kadang ingin ku putuskan bahwa
biarlah raga ini tertelan senja dan hancur di petakan bumi

kan ku buat prasasti di papan penutup usia
sebuah cinta, yang untuk kesekian kali tak mampuh ku rengkuh dan tak mampu ku bawa dalam bayang nyata duniaku

mungkin surga takan ku dapat
tapi aku ingin berkumpul dengan manusia-manusia yang ingin mati karena cinta

seperti Qais majnun yang membawa mati cintanya dalam liang kubur

dia...
menghilang bersama kabut malam

Jumat, 28 Desember 2007

keputusan

potongan hati ini penuh dengan cintamu
penuh dengan kasih sayang mu
semuanya menyatu dalam aliran darahku
tak ada yang ingin ku kikis

semua hidupku tentang dirimu
tawamu, sedihmu...dan cintamu
tak ada ruang untuk diketuk oleh siapapun lagi

aku...
lelah jika harus selalu berbasa-basi

inilah aku...laki-laki yang begitu mencintaimu
laki-laki yang selalu kau tutupi kekuranganya
dengan air mata dan kasih sayangmu

jika bukan karena cinta yang kau berikan
tak mungkin aku bisa bertahan dengan sapuan obak derita

dia....dan perasaan ku

nyesss....aku benar-benar merasa bersalah mendengar tangisnya. Walaupun kadang tangis itu selalu berujung dengan tawa, tapi tetap saja rasa bersalah ini tak mau berhenti menjalar disekujur tubuhku...aku lah yang selalu membuat bibir itu tak mengembangkan senyumnya, akulah yang membuat kelopak mata itu selalu bancir dengan air mata, aku lah yang membuat hati itu selalu tersakiti...

sungguh... kadang aku ingin menjadi seorang laki-laki sempurna di depanya...aku tak bisa mengekspresikan cintaku secara utuh padanya, selalu saja ada tangis...jika dia tau, betapa aku mencintainya. Tapi aku adalah manusia yang selalu di rundung dengan kekurangan...aku tak lah sempurna...jika kau ada di sampingku aku sudah cukup senang karena aku mempunyai sesorang yang bisa berbagi kala sedih dan gembiraku....

gadis pagi

menyergap pagi
memburu malam

tersentak oleh belaian sunyi
tersentuh dengan tangis sepi

bernaung didasar bumi
berteduh dibawa langit meluas

adakah...!?

satu hati ini, untuk satu hati jua

terbukan lah gerbang jiwa....

penuhi rongga hatiku
hanya dengan satu nama saja
hanya dengan satu sosok saja
hanya dengan satu jiwa saja
hanya dengan satu hati saja

dan itu adalah dia....

gadis pagi ku...